Kecerdasan Buatan โ atau AI โ kini terdengar di mana-mana. Dari mobil tanpa sopir, rekomendasi Netflix, sampai chatbot yang bisa menulis skripsi (jangan dicontoh ya). Tapi, AI bukanlah teknologi baru. Ia lahir dari mimpi lama manusia: โbisakah mesin berpikir seperti kita?โ
Mari kita telusuri jejaknya…
๐๏ธ Zaman Yunani Kuno: Ketika Mitos Berbicara Tentang Robot
Kalau Anda pikir ide AI itu baru muncul abad ke-20, pikir lagi. Di Yunani Kuno, Hefaistos, dewa pandai besi, menciptakan robot emas yang bisa berbicara dan melayani para dewa.
Filsuf Aristoteles pun merumuskan logika formal โ fondasi yang kelak akan digunakan dalam pemrograman komputer.
Jadi, bisa dibilang… sebelum AI jadi software, ia adalah dongeng filsuf.
๐ 1950: Alan Turing dan Pertanyaan Sakral
Tahun 1950, Alan Turing โ seorang matematikawan jenius โ menulis makalah legendaris “Computing Machinery and Intelligence”. Ia bertanya:
โApakah mesin bisa berpikir?โ
Dari sinilah lahir Turing Test โ ujian yang menentukan apakah sebuah mesin bisa meniru percakapan manusia hingga kita tak sadar bahwa ia bukan manusia.
๐งช 1956: Kelahiran Resmi AI
Tahun 1956, sekelompok ilmuwan (termasuk John McCarthy dan Marvin Minsky) berkumpul dalam konferensi di Dartmouth College, AS. Mereka sepakat:
โKita sebut ini Artificial Intelligence.โ
Maka resmilah AI sebagai bidang riset ilmiah.
๐พ Era 1960โ1980: AI Naik, Turun, Lalu Dianggap Halu
Para ilmuwan saat itu percaya AI bisa menyamai manusia dalam waktu singkat. Tapi komputer zaman itu lambat, data terbatas, dan common sense ternyata sulit diajarkan ke mesin.
Akibatnya, AI Winter datang. Dana riset dipotong, harapan meredup. Banyak yang bilang: “AI cuma mimpi indah.”
๐ฅ Tahun 2010 ke Atas: AI Bangkit Lagi… dan Serius!
Dengan berkembangnya big data, komputasi awan, dan machine learning, AI kembali mencuat. Google, Facebook, dan raksasa teknologi lain mulai menggunakan AI untuk:
- Mengenali wajah
- Menerjemahkan bahasa
- Memprediksi cuaca
- Menjawab โapa yang kamu pikirkan sekarang?โ
๐ค Sekarang: GPT, Chatbot, dan Dunia yang (Hampir) Cerdas
Di tahun 2020-an, kita masuk era AI generatif seperti:
- GPT (Generative Pre-trained Transformer) dari OpenAI
- DALLยทE, Midjourney untuk bikin gambar dari kata
- Copilot untuk bantu koding
- ChatGPT (yep, saya) yang bisa nulis, bantu belajar, bahkan ngasih motivasi!
๐ Penutup: Dari Mimpi ke Realita
AI bukan lagi sekadar ide di kepala ilmuwan. Ia ada di kantong kita (smartphone), di rumah kita (smart speaker), bahkan di kampus kita (ehm… bantu dosen nulis soal ujian?).
Tapi satu hal yang tetap benar:
AI bukan pengganti manusia.
Ia adalah alat. Dan kita โ para pemikir, peneliti, dan pendidik โ tetap pemegang kendalinya.