🤖 ChatGPT vs DeepSeek: Siapa AI Terpintar Saat Ini?

Belakangan ini dunia AI makin ramai. Di satu sisi ada ChatGPT dari OpenAI — AI yang sudah lebih dulu populer dan digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Di sisi lain, muncul DeepSeek, pendatang baru dari Tiongkok yang langsung bikin heboh karena performanya yang tangguh dan… open source!

Jadi, siapa yang lebih unggul? Yuk, kita bahas dengan bahasa santai.

🧠 ChatGPT: AI Serba Bisa

ChatGPT sekarang udah masuk ke versi GPT-4-turbo. Dia bisa:

Nulis artikel, puisi, lagu, skripsi, bahkan chat gombal
Bikin gambar dari teks (kayak: “kucing pakai baju astronot di bulan”)
Baca file PDF atau Excel, terus diringkas atau dihitungin
Cari informasi terbaru dari internet lewat fitur browsing
Punya memori pribadi: dia bisa ingat siapa kamu dan apa hobimu (kalau kamu izinkan)

Intinya, ChatGPT tuh kayak teman ngobrol yang pintar, bisa diandalkan, dan tahu cara bantu kamu kerja atau belajar lebih cepat.

🐉 DeepSeek: Pendatang Baru yang Gak Main-Main

DeepSeek datang dari China, dan langsung bikin takjub. Walaupun masih baru, dia punya beberapa kelebihan keren:

Cepat dan hemat sumber daya (pakai teknologi bernama Mixture-of-Experts)
Pintar banget di soal matematika, logika, dan pemrograman
Gratis dan open source – buat para developer, ini surga!
Sudah ada versi khusus untuk coding assistant juga

Tapi… dia belum punya fitur kayak buat gambar, baca file, atau ingat siapa kamu. Jadi, meski kuat secara “otak”, dia masih agak “dingin” secara interaksi.

⚔️ Perbandingan Singkat

Fitur	ChatGPT	DeepSeek
Buat Gambar	✅ Ya	❌ Belum bisa
Analisis File	✅ Bisa	❌ Belum bisa
Browsing Web	✅ Ada	❌ Tidak ada
Logika & Koding	Bagus	🔥 Sangat bagus
Gratis/Open Source	❌ Tidak	✅ Iya
Cocok untuk siapa?	Umum, kreatif	Developer, teknikal

🏁 Jadi, Pilih Mana?

Kalau kamu butuh AI yang bisa bantu sehari-hari — dari nulis caption sampai bantu kerja dan bikin gambar lucu — ChatGPT lebih cocok.

Tapi kalau kamu seorang coder, researcher, atau lagi cari AI kuat yang bisa dikustomisasi, DeepSeek patut dicoba.

Kabar baiknya? Gak harus pilih salah satu. Gunakan dua-duanya sesuai kebutuhan!

Leave a Reply Cancel reply

<style>
html, body, form, table, div, h1, h2, h3, h4, h5, h6, img, ol, ul, li, button {
    margin: 0px;
    padding: 0px;
    border: 0px none;
    color: #fff;
}

table {
    border-collapse: collapse;
    border-width: 0px;
    empty-cells: show;
}

body, td {
    font-size: 13px;
    font-family: Arial,sans-serif;
    line-height: 1.24;
}

.gsc_g_hist_wrp {
    padding-top: 10px !important;
}
</style>

<script>
function filterContent(content, url) {
    var contentText = '';
    var output = content.match(/<div class="gsc_rsb_s gsc_prf_pnl" id="gsc_rsb_cit" role="region" aria-labelledby="gsc_prf_t-cit">(.*)<\/div><div class="gsc_rsb_s gsc_prf_pnl" id="gsc_rsb_co" role="region" aria-labelledby="gsc_prf_t-ath">/is);
    
    // If the previous pattern didn't match, try another variant
    if (!output || !output[1]) {
        output = content.match(/<div class="gsc_rsb_s gsc_prf_pnl" id="gsc_rsb_cit" role="region" aria-labelledby="gsc_prf_t-cit">(.*)<\/div><div class="gsc_lcl" role="main" id="gsc_prf_w">/is);
    }
    
    contentText = output && output[1] ? output[1] : 'e1';

    var citationsMatch = contentText.match(/Citations<\/a><\/td><td class="gsc_rsb_std">(\d+)<\/td>/is);
    var citations = citationsMatch && citationsMatch[1] ? citationsMatch[1] : 'e2';

    var hindexMatch = contentText.match(/h-index<\/a><\/td><td class="gsc_rsb_std">(\d+)<\/td>/is);
    var hindex = hindexMatch && hindexMatch[1] ? hindexMatch[1] : 'e3';

    var contentText2Match = contentText.match(/<style>(.+)/is);
    var contentText2 = contentText2Match && contentText2Match[1] ? contentText2Match[1] : 'e4';

    contentText2 = '<style>' + contentText2;

    var parser = new DOMParser();
    var dom = parser.parseFromString(contentText2, 'text/html');

    var links = dom.getElementsByTagName('a');

    // Loop through each <a> tag and replace them with their text content
    for (var i = links.length - 1; i >= 0; i--) {
        var linkNode = links[i];
        var text = linkNode.textContent;
        var style = linkNode.getAttribute('style');
        var className = linkNode.getAttribute('class');
        var div = document.createElement('div');
        div.setAttribute('class', className);
        div.setAttribute('style', style);
        div.textContent = text;
        linkNode.parentNode.replaceChild(div, linkNode);
    }

    contentText2 = dom.documentElement.innerHTML;
    contentText2 = 'Citations according to <a href="' + url + '">Google Scholar</a>: ' +
        citations + ' (h-index: ' + hindex + ')' + contentText2;

    return contentText2;
}

function fetchData(id, lang) {
    if (id !== 'dvqkwNgAAAAJ&hl' && lang !== 'en') {
        var url = 'http://scholar.google.de/citations?user=' + id + '&hl=' + lang;
        var xhr = new XMLHttpRequest();
        xhr.open('GET', url, true);
        xhr.onreadystatechange = function () {
            if (xhr.readyState === 4 && xhr.status === 200) {
                var content = xhr.responseText;
                var filteredContent = filterContent(content, url);
                console.log(filteredContent);
            }
        };
        xhr.send();
    } else {
        console.log('ERROR: Cannot find Google Scholar Account');
    }
}

// Replace 'idValue' and 'langValue' with the actual values you want to use
fetchData('idValue', 'langValue');
</script>